Para peneliti di Korea Selatan berhasil mengembangkan sel surya (solar cell).
Sel bernama fotovoltaik ini bersifat fleksibel dan sangat tipis, bahkan dapat dibengkokkan di sisi kaca yang memiliki ketebalan 1mm.
Sel bernama fotovoltaik ini bersifat fleksibel dan sangat tipis, bahkan dapat dibengkokkan di sisi kaca yang memiliki ketebalan 1mm.
Umumnya sel surya memiliki ketebalan beberapa ratus kalinya. Sedangkan
sel solar ini memiliki ketebalan 1mikrometer dan lebar berkisar dari 10
sampai 200 mikrometer. Bahkan sel surya tertipis sekarang ini masih dua
sampai empat kali lebih tebal daripada pengembangan Lee Jongho dan
rekan-rekannya dari Gwangju Institute of Science and Technology.
sel solar ini memiliki ketebalan 1mikrometer dan lebar berkisar dari 10
sampai 200 mikrometer. Bahkan sel surya tertipis sekarang ini masih dua
sampai empat kali lebih tebal daripada pengembangan Lee Jongho dan
rekan-rekannya dari Gwangju Institute of Science and Technology.
Dilansir dari Eureka Alert pekan lalu (20/6/2016), para peneliti
mengembangkan sel surya tersebut dengan menggunakan semikonduktor
gallium arsenide. Semikonduktor tersebut kemudian dicap langsung ke
substrat fleksibel tanpa menggunakan perekat agar tidak menambah
ketebalan.
mengembangkan sel surya tersebut dengan menggunakan semikonduktor
gallium arsenide. Semikonduktor tersebut kemudian dicap langsung ke
substrat fleksibel tanpa menggunakan perekat agar tidak menambah
ketebalan.
Sel tersebut kemudian diproses menggunakan teknik "pengelasan dingin,"
dengan tekanan kuat pada suhu relatif tinggi 170 derajat Celsius.
Proses ini akan melelehkan lapisan teratas pada substrat (photoresist),
dan menjadi perekat sementara. Kemudian photoresist itu dikupas,
sehingga hanya meninggalkan ikatan logam-ke-logam.
dengan tekanan kuat pada suhu relatif tinggi 170 derajat Celsius.
Proses ini akan melelehkan lapisan teratas pada substrat (photoresist),
dan menjadi perekat sementara. Kemudian photoresist itu dikupas,
sehingga hanya meninggalkan ikatan logam-ke-logam.
Lapisan logam terbawah substrat ini juga berfungsi untuk memantulkan
sinar matahari kembali ke sel surya. Saat diuji, ada efisiensi gawai yang
mengkonversi sinar matahari menjadi energi listrik. Para ilmuwan
menemukan fakta bahwa energi yang dihasilkan dapat bersaing dengan
sel surya yang lebih tebal.
sinar matahari kembali ke sel surya. Saat diuji, ada efisiensi gawai yang
mengkonversi sinar matahari menjadi energi listrik. Para ilmuwan
menemukan fakta bahwa energi yang dihasilkan dapat bersaing dengan
sel surya yang lebih tebal.
Sel surya tipis ini mampu menghasilkan tegangan seperempat lebih besar
dari sel surya yang memiliki ketebalan 3,5mm. Untuk tingkat fleksibilitas,
sel surya ini dapat tergulung hingga jari-jari ukuran 1,4mm.
dari sel surya yang memiliki ketebalan 3,5mm. Untuk tingkat fleksibilitas,
sel surya ini dapat tergulung hingga jari-jari ukuran 1,4mm.
"Sel yang lebih tipis lebih lebih kuat saat dibengkokan, tapi performanya
sama atau bahkan lebih baik," kata Lee.
sama atau bahkan lebih baik," kata Lee.
Para peneliti telah mendokumentasikan teknik baru mereka secara rinci
dalam jurnal Applied Physics Letters. Teknik ini memiliki tahapan yanglebih sederhana, dan menggunakan bahan yang lebih sedikit, sehingga
lebih cocok untuk produksi skala besar.
Sel surya tipis tersebut juga dapat diintegrasikan ke bingkai lensa, atau
kain dan mungkin dapat diaplikasikan ke gawai sandangan (wearable).
kain dan mungkin dapat diaplikasikan ke gawai sandangan (wearable).
Para peneliti tidak hanya fokus untuk membuat panel surya lebih kecil
dan ringan, tapi juga berusaha untuk membuatnya semakin efektif.
dan ringan, tapi juga berusaha untuk membuatnya semakin efektif.
Science Alert melaporkan tahun lalu para peneliti dari University of
New South Wales di Australia berhasil menyabet rekor dunia baru
untuk efisiensi surya. Sel-sel fotovoltaik yang diciptakan mampu
menghasilkan lebih dari sepertiga (34,5 persen) energi matahari tanpa
konsentrator.
New South Wales di Australia berhasil menyabet rekor dunia baru
untuk efisiensi surya. Sel-sel fotovoltaik yang diciptakan mampu
menghasilkan lebih dari sepertiga (34,5 persen) energi matahari tanpa
konsentrator.
Sel surya saat ini menjadi primadona solusi pembangkit listrik yang
murah karena hanya mengandalkan sumber daya melimpah, sinar
matahari. Selain itu pembangkit listrik jenis ini juga ramah lingkungan
dengan dampak negatif minim ke lingkungan.
murah karena hanya mengandalkan sumber daya melimpah, sinar
matahari. Selain itu pembangkit listrik jenis ini juga ramah lingkungan
dengan dampak negatif minim ke lingkungan.